Jumat, 30 Agustus 2013

0

LAST (Drabble)


-o0o-

“Biarkan semuanya berakhir―”

“Ta-tapi ke-kenapa? Bukannya kau sudah memaafkan kesalahanku tempo hari?”

Suaraku lenyap, terbang bersama siulan angin sore itu. Nyaris tercekat. Ada yang menyumbat tenggorokan dan paru-paruku hingga rasanya aku seperti kehilangan oksigen. Rasa sesak dengan cerdasnya menyerangku saat suara bass itu mampir di telingaku.

“Apa salahku?”

Pemuda berpupil cokelat itu menatapku sekilas sebelum akhirnya membiarkan mata yang paling aku sukai darinya itu berotasi mengelilingi keadaan di sekitar kami. Taman kota.

Dan janganlah menggerakan matamu seperti itu. Tolonglah! Itu membuatku semakin takut kehilanganmu.

“Karena aku tidak pernah mampu membuatmu bahagia.” Ia menjawab pertanyaanku dalam menit kelima setelah aku melontarkan soal yang mungkin―baginya―lebih sulit dari soal fisika. Jawabannya tidak sesuai pertanyaanku.

“Tapi memilikimu adalah kebahagiaan untukku.”

Kali ini suaraku lindap dihisap deru nafasku yang kian cepat. Air mata menggenang sempurna di pelupuk mataku.
Apa sungguh alasan itu yang membuatmu dengan entengnya membentangkan garis merah dalam hubungan yang baru berjalan hampir setengah tahun ini, dan di saat aku benar-benar sedang mencintaimu dan merindukanmu? Sungguhkah hanya itu? Bukan karena aku terlalu egois dan menuntutmu? Atau karena kau mulai berpaling hati pada gadis lain? Jika memang karena itu―karena kau tidak bisa membuatku bahagia―sungguh itu adalah alasan terindah yang pernah mampir di telingaku.

“Aku bukan laki-laki yang baik untukmu.” Laki-laki berkulit putih bersih itu membiarkan bola matanya berhenti kali ini. Ia tak lagi menyapu keadaan sekitar. Ujung-ujung sepatu kets putihnya, menjadi pilihan terakhir titik fokus matanya.“Aku tak bisa jadi seperti yang kau mau,” sambungnya.


“Tapi aku sangat mencintaimu. Aku sangat menyayangimu.”

Kamu memang menyebalkan. Jujur kuakui, kamu memang mengesalkan. Kamu sering mengacuhkanku. Kamu tidak pernah peduli padaku. Kamu tidak pernah memberikan perhatian padaku dan kamu sering membuatku ilfeel dengan sikap kekanak-kanakanmu itu. Tapi, sungguh aku terlanjur mencintaimu, dan itu dengan sangat!

“Tapi maaf, aku benar-benar sudah lelah menjalani hubungan ini.”

Perfect!

Air mata yang kubendung seapik mungkin dengan ketegaran buatan itu akhirnya membludak juga saat selangkah saja laki-laki yang selalu harum casablanca itu berjalan menjauhiku.Kurasakan cairan hangat itu menjamah pipiku. Rasa asin karena butiran bening itu menyentuh bibiku yang bergetar, tersuspensi dengan rasa pahit yang meraba bagian hatiku. Kepiluan melukiskan diri dalam palung jiwaku.

“KENAPA?

“Apa salahku?

“Katakan padaku!!

“Tidak bisakah kau memberiku kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahanku, seperti saat aku memberi kesempatan itu padamu ketika kamu mengkhianati cintaku. Ketika kau menduakan cintaku?”

Aku tertegun. Lama. Ingin rasanya saat itu juga aku menghilang. Aku seperti bermimpi. Cinta tulusku kini terombang-ambing tanpa pemilik. Harapanku redup. Impianku hancur. Dan punggung tegak itu, punggung orang yang begitu kusayangi perlahan menjauh meninggalkanku.

Andai saja ada izin Tuhan, ingin kupeluk pemuda berbaju merah cerah yang selalu wangi itu dan melarangnya jangan pergi, karena aku terlampau mencintainya.

FIN

*

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Yuukk follow me!

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Nae
bandung, jawa barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku

i crazy with this song